Sabtu, 08 Februari 2014

Sunnah_Sunnah Qauliyah

1. Membaca surat setelah Al_Fatihah
Menurut ijma’ ulama disunnahkan membaca surat pada rakaat pertama setelah membaca Al_Fatihah. Demikian juga terkadang disunnahkan membacanya pada rakaat ketiga dan keempat.
Dari Abu Qatadah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al_Fatihah pada dua rakaat pertama pada shalat zhuhur dan ashar. Terkadang beliau memperdengarkan ayat (yang beliau baca). Pada rakaat ketiga dan keempat beliau hanya membaca Al_Fatihah saja.” [Hadits shahih diriwayatkan oleh Al_Bukhari dan Muslim]
Adapun membaca surat pada rakaat ketiga dan keempat, berdasarkan hadits dari Abu Sa’id bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dalam shalat zhuhur pada dua rakaat pertama di setiap rakaat sekitar 30 ayat, dan membaca pada dua rakaat yang terakhir sekitar 15 ayat… [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim]
Dari hadits-hadits di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sunnah hukumnya membaca surat lebih panjang pada rakaat pertama dan kedua daripada surat yang dibaca pada rakaat ketiga dan keempat.
2. Membaca dzikir ketika ruku’
Dzikir ketika ruku’ di antaranya adalah subhaanaka Allahumma rabbaa wa bihamdika Allahummaghfirliy (Mahasuci Engkau, ya Allah, Rabb kami, dan segala puji bagi_Mu. Ya Allah, ampunilah dosaku). [HR. Bukhari dan Muslim]
Selain itu, dzikir ketika ruku’ adalah subbuwhun qudduwsun, rabbul malaaikati warruwhi  (Engkau Rabb Yang Mahasuci – dari kekurangan dan hal yang tidak layak bagi kebesaran_Mu), Mahaagung, Rabb Malaikat dan Jibril). [Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An_Nasa’i II/191)]
3. Membaca dzikir ketika i’tidal
Dzikir ketika i’tidal setelah mengucapkan Rabbana lakal hamdu  di antaranya adalah Rabbanaa wa lakal hamdu hamdan katsiron thoyyibam mubaarokan fiyhi (Wahai Rabb kami, bagi_Mu segala puji, aku memuji_Mu dengan pujian yang banyak, yang baik lagi penuh dengan keberkahan). [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al_Bukhari, Abu Dawud, At_Tirmidzi dan An_Nasa’i]
4. Membaca dzikir ketika sujud
Dzikir ketika sujud di antaranya adalah subhaanaka Allahumma rabbaa wa bihamdika Allahummaghfirliy (Mahasuci Engkau, ya Allah, Rabb kami, dan segala puji bagi_Mu. Ya Allah, ampunilah dosaku). [HR. Bukhari dan Muslim]
Selain itu, dzikir ketika sujud adalah subbuwhun qudduwsun, rabbul malaaikati warruwhi  (Engkau Rabb Yang Mahasuci – dari kekurangan dan hal yang tidak layak bagi kebesaran_Mu), Mahaagung, Rabb Malaikat dan Jibril). [Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An_Nasa’i II/191)]
5. Berdoa ketika duduk di antara dua sujud
Doa ketika duduk di antara dua sujud di antaranya adalah Allahummaghfirliy warhamniy wajburniy wahdiniy warzuqniy (Ya Allah ampunilah dosaku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, tunjukkanlah aku (ke jalan yang benar), dan berilah aku rezki (yang halal). [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At_Tirmidzi. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al_Albani]
Selain itu, bisa juga dengan doa Rabbighfirliy ….. Rabbighfirliy (Wahai Rabbku ampunilah dosaku ….. Wahai Rabbku ampunilah dosaku). [Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An_Nasa’i (III/226)]
6. Mengucapkan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah membaca tasyahhud awal dan akhir
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Dahulu kami mempersiapkan siwak dan air wudhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kapan saja beliau dapat bersiwak dan berwudhu lalu mengerjakan shalat malam sebanyak sembilan rakaat. Beliau tidak duduk kecuali pada rakaat kedelapan, lalu beliau berdoa kepada Rabbnya dan bershalawat kepada Nabi_Nya, lantas beliau bangkit tanpa mengucapkan salam. Kemudian beliau melanjutkan ke rakaat kesembilan, lalu duduk (tasyahhud akhir), memuji Rabbnya, bershalawat kepada Nabi_Nya dan berdoa …..” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim]
7. Berdoa setelah tasyahhud awal dan akhir
Doa setelah tasyahhud awal berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila kalian duduk di rakaat kedua (tasyahhud awal), maka ucapkanlah: Segala penghormatan hanya milik Allah, dan segala sanjungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpah atasmu, wahai Nabi, begitu kepada kita dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan_Nya. Lantas pilihlah doa mana saja yang disukainya dan mohonlah kepada Rabbnya dengan doa tersebut.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al_Bukhari dan Muslim]
Adapun doa setelah tasyahhud akhir berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila salah seorang di antara kalian selesai membaca tasyahhud akhir, maka berlindunglah kepada Allah dari empat hal: dari siksa Neraka Jahannam, siksa kubur, fitnah (prahara) kehidupan dan kematian, dan kejahatan Al_Masih Ad_Dajjal.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al_Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat lain disebutkan, “Dari perbuatan dosa yang merugikan.”
8. Mengucapkan salam yang kedua
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam 2 kali berdasarkan riwayat dari ‘Amir bin Sa’ad dari ayahnya, ia berkata, “Aku melihat Rasu-lullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri hingga aku melihat putih pipinya.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim]
Abu Malik Kamal bin As_Sayyid Salim menjelaskan bahwa salam pertama hukumnya wajib, dan salam kedua hukumnya sunnah. Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah salam satu kali dengan menghadapkan wajahnya ke depan agak sedikit ke kanan. [Hadits shahih, diriwayatkan oleh At_Tirmidzi (295) dengan sanad yang shahih]
9. Dzikir dan doa setelah shalat
Banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan tentang dzikir setelah shalat, di antaranya adalah sabda Rasulullah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa bertasbih kepada Allah setiap selesai shalat sebanyak 33 kali, bertahmid sebanyak 33 kali, dan bertakbir sebanyak 33 kali, yang berarti berjumlah 99 kali. Lalu ia menyempurnakannya menjadi 100 kali dengan ucapan: laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qadiir (Tiada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi_Nya pujian dan bagi_Nya kerajaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu), maka diampuni dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim]
Adapun doa setelah shalat, maka ada beberapa jenis doa yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya adalah Allahumma a’inniy ‘ala dzikrika, wa syukrika, wa husni ‘ibaadatika (Ya Allah, berilah pertolongan kepadaku untuk menyebut nama_Mu, bersyukur kepada_Mu, dan beribadah kepada_Mu dengan baik). [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud, At_Tirmidzi, dan An_Nasa’i dengan sanad yang shahih]
Selain itu juga, doa setelah shalat adalah Allahumma inniy as aluka ‘ilman naafi’aa, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalam mutaqobbaa (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada_Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang diterima. [Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad (IV/55) dengan sanad yang hasan]
Penjelasan :
Berdoa seusai shalat hukumnya mustahab (dianjurkan) – insya Allah –. Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, doa apakah yang paling didengar (oleh Allah)?” Beliau menjawab, “Doa yang dipanjatkan di tengah malam dan setelah shalat-shalat fardhu.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh At_Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al_Albani]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar